Selasa, 10 Januari 2012

Trilogi Penataan Dakwah Di Masyarakat

A.    Pendahuluan
Kondisi dakwah di lingkungan masyarakat dewasa ini sepertinya sudah mendapatkan angin segar perubahan. Taman Pendidikan Al Qur’an untuk anak-anak dini usia, dan majelis taklim untuk orang dewasa baik yang merupakan kegiatan rukun tetangga (RT) ataupun yang dikelola oleh masjid merupakan langkah awal bagi kemajuan dan pengembangan tahapan dakwah selanjutnya. 

Tahapan ta’rif  Al Islam yang dahulunya  dilakukan dengan bersusah payah oleh masyaikh kita, saat ini sangat terbantu dengan munculnya banyak media cetak Islam, dan situs-situs islami di dunia maya (internet). Selanjutnya untuk menambah kecepatan angin perubahan tersebut sepertinya diperlukan suatu sistem yang integral yang melibatkan semua elemen dakwah yang cinta perubahan di masyarakat  untuk dakwah ke arah yang lebih baik lagi.

Dalam risalah ini akan diketengahkan usulan-usulan yang diharapkan dapat menjadi masukan para da’i yang berdakwah di lingkungan masyarakat guna menjalankan roda dakwah  dilingkungannya masing-masing secara menyeluruh, dengan mengoptimalkan semua potensi yang ada di masyarakat. Dengan risalah ini diharapkan dapat mengidentifikasi secara rinci kebutuhan dakwah dilingkungan masyarakat.

B. Elemen Dakwah di lingkungan masyarakat
  1. Dewan Kemakmuran Masjid
Merupakan kelompok masyarakat yang memiliki wewenang untuk mengelola masjid, sehingga secara otomatis memiliki kompetensi dan integritas untuk berdakwah di lingkungan masyarakat.
Merupakan akses yang penting oleh karena adanya sarana dan prasarana yang dapat dioptimalkan untuk kepentingan dakwah. Sarana dan prasarana tersebut antara lain:
a.       Masjid
b.      Fasilitas masjid; perpustakaan, aula, ruang pertemuan dsb
c.       Pendanaan kegiatan

  1. Tokoh Masyarakat
a.       Tokoh Struktural Pemerintah, merupakan tokoh yang memiliki akses pemerintahan antara lain; Ketua RT, RW, Lurah, Camat dsb. Biasanya merupakan tokoh masyarakat yang pada umumnya memiliki kepekaan dan atau semangat sosial tinggi.
b.      Tokoh Kultural/Adat, merupakan tokoh yang dianggap berpengaruh dimasyarakat karena adat budaya setempat. Tokoh adat umumnya bernuansa kental dengan hal-hal yang berbau mistis dan klenik, apalagi jika tokoh adat ini tinggal di pelosok terpencil yang jauh dari sentuhan teknologi. 

  1. Ustadz/Ulama Setempat
Merupakan tokoh yang dianggap berpengaruh dimasyarakat karena pemahamannya mengenai ilmu agama. Merupakan salah satu aktor anasir al ishlah di masyarakat, sehingga tentu saja menjadi prioritas yang perlu didekati.

  1. Masyarakat umum, dengan segmentasi terdiri:
a.       Kepala Keluarga
Pada umumnya kepala keluarga adalah seorang ayah atau Bapak. Dalam konteks dakwah pada umumnya lapisan ini belum tergarap dengan optimal. Umumnya jarang ditemukan pengajian Bapak-bapak. Alasan yang umum dan klasik yang diutarakan oleh Bapak-bapak tiada lain kecuali “mengambinghitamkan” kesibukannya. Pendekatan dakwah yang umum digunakan untuk Bapak-bapak adalah melalui tahsin tilawah/perbaikan bacaan qur’an dan fiqih praktis.
b.      Ibu rumah tangga
Umumnya banyak ditemukan pengajian Ibu-ibu. Maklum sebagai Ibu rumah tangga masih ada sisa waktu sedikit untuk kumpul-kumpul. Biasanya pengajian dicampur dengan arisan dan barteran barang. Pendekatan yang umum digunakan untuk Ibu-ibu adalah melalui kegiatan terkait dengan pendidikan anak dan  pengembangan keterampilan.
c.       Remaja
Umumnya jarang ditemukan pengajian remaja di suatu wilayah. Namanya juga remaja, mayoritas mereka tidak ingin terikat oleh suatu aturan dogmatis dan ‘kuno.’ Alasan yang umum diutarakan oleh remaja kita adalah capek kuliah/sekolah. Pendekatan yang umum digunakan untuk remaja adalah melalui klub olah raga dan kelompok hobby.

B.     Konsep Trilogi Penataan Dakwah bagi Da’i
Dalam penataan yang akan dilakukan ada 3 pokok kerja  yang menjadi penentu bagi da’I untuk meraih keberhasilan dakwah di suatu wilayah.
1)                  Penataan Struktural, struktur yang ideal adalah:
a.       Struktur yang dibuat  dapat mengakomodir kebutuhan sumber daya manusia (SDM) da’i dan wilayah.
b.      Adanya pengambil kebijakan yang tertinggi sebagai komando dan dapat memberikan penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi.
c.       Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas kepada personil dalam struktur yang dibuat.
d.      Tersusun dan terlaksananya  program kegiatan dalam struktur.

2)                  Penataan SDM da’I, SDM yang ideal adalah:
a)      SDM mendapatkan hak-haknya sesuai dengan manhaj dakwah yang telah ditetapkan
b)      SDM dapat melaksanakan kewajibannya untuk beramal jama’I secara adil dan fair.
c)      SDM mendapatkan kenyamanan dalam berdakwah, selama SDM dimaksud telah melaksanakan kewajibannya.
d)      SDM dapat mengembangkan diri baik pengembangan yang ditetapkan oleh jamaah maupun  pengembangan yang didasarkan pada pertimbangan individual selama tidak memberikan efek negatif bagi dakwah .

3)                  Penataan Wilayah Dakwah, suatu wilayah dakwah yang ideal adalah 
a)      Setiap wilayah memiliki konsep dakwah yang ditetapkan oleh pemegang kebijakan pada wilayah itu.
b)      Setiap wilayah mendapatkan alokasi sumber daya yang memadai.
c)      Adanya otonomi dalam penataan wilayah yang diberikan kepada da’i/kelompok da’i tertentu
d)     Dalam penataan wilayah harus mempertimbangkan pengembangan potensi/sumber daya lokal wilayah yang bersangkutan.
e)      Adanya jaringan dakwah yang dapat mengakses seluruh elemen dakwah masyarakat.


D. Identifikasi Masalah
1)      Masalah yang sering dijumpai dalam Penataan Struktural
f        Belum adanya sistem dan kebijakan yang standar dan disepakati sebagai panduan kerja.
f        Belum adanya kebijakan untuk penanganan dakwah secara khusus pada wilayah yang memiliki kondisi khusus (perumahan atau perkampungan tertentu).
f        Belum adanya pembagian tugas dan tanggung jawab secara khusus.

2)      Masalah yang sering dijumpai dalam Penataan SDM
f        Distribusi SDM belum mempertimbangkan kebutuhan wilayah.
f        Penyebaran SDM secara kualitas belum merata.
f        Belum adanya pengaturan pendistribusian SDM secara sistematis yang berakibat menumpuknya SDM pada wilayah tertentu atau pada elemen masyarakat  tertentu.

3)      Masalah utama dalam Penataan Wilayah Dakwah
f        Belum adanya penataan wilayah dakwah. Elemen dakwah bergerak sendiri-sendiri tidak pada satu komando.
f        Belum dimilikinya pemahaman yang memadai apa saja tugas pokok  dan fungsi yang harus dilakukan seseorangn di wilayah dakwah. 
f        Belum adanya panduan kerja dakwah pada wilayah dakwah. Misalnya suatu konsep dakwah masyarakat.
f        Belum adanya sistem monitoring bagi da’i yang ditempatkan di wilayah dakwah. Hal ini dapat membuat kerja-kerja da’I di suatu wilayah dapat terukur dan dievaluasi dengan baik.


E.     Solusi dan Instrumen yang diperlukan
Untuk mengakhiri risalah ini, berikut dibawah ini adalah beberapa solusi yang diharapkan mampu memberikan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Trilogi Penataan Dakwah di atas. Memang tidak ada solusi yang instan dan dapat menyelesaikan seluruh permasalahan. Namun sekurang-kurangnya bagian  tertentu dari masalah dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
1. Solusi
1)      Solusi Penataan Struktural
f        Menyosialisasikan kepada da’i mengenai siapa pihak yang sah dan berhak untuk mengambil kebijakan tertinggi di suatu wilayah dakwah.
f        Membuat pengaturan mengenai mekanisme pengambilan kebijakan.

2)      Solusi Penataan SDM
f        Mendistribusikan SDM dengan suatu sistem dan atau metodologi tertentu yang dapat mengakomodir kebutuhan struktur dan wilayah.
f        Adanya panduan  kerja yang mencantumkan kejelasan tugas dan tanggung jawab.

3)      Solusi Penataan Wilayah Dakwah
f        Menyosialisasikan kepada da’i di wilayah dakwah mengenai pihak yang sah dan berhak untuk mengambil kebijakan di wilayah dakwah
f        Membuat pengaturan mengenai mekanisme pengambilan kebijakan di wilayah dakwah.
f        Membuat jaringan yang dapat mengakses seluruh elemen dakwah masyarakat

2. Instrumen
1)      Risalah yang mencantumkan susunan organisasi dan job description bagi masing-masing SDM da’I yang ditugaskan pada suatu wilayah. Isi dari risalah ini sekurang-kurangnya adalah:
a.       Struktur organisasi yang diperlukan,
b.      Job description dalam distribusi wilayah dakwah dan kerja-kerja dakwah yang akan dilakukan oleh setiap individu.
c.       Hak dan tanggung jawab
2)      Risalah yang memberikan panduan bagi da’i sebagai upaya untuk mendistribusikan  SDM da’i yang memberikan manfaat yang besar bagi dakwah. Isi dari risalah ini sekurang-kurangnya adalah:
a.       Memetakan wilayah dakwah dan membuat anatomi wilayah dakwah  tersebut
b.      Menganalisis kebutuhan SDM sesuai anatomi wilayah dakwahnya.
c.       Menyusun kriteria SDM yang akan ditempatkan pada wilayah terebut
d.      Menetapkan SDM /kelompok SDM sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
3)      Risalah yang memberikan panduan bagi da’i sebagai upaya untuk berdakwah di suatu wilayah yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi dakwah. . Isi dari risalah ini sekurang-kurangnya adalah:
a.       Materi manajerial yang terdiri dari paket-paket pendidikan dan pelatihan
b.      Materi penyusunan wajihah amal.
c.       Materi dalam bentuk sistem dan prosedur kerja.
d.      Kiat-kiat pendekatan kepada setiap elemen masyarakat.

F. Penutup

Ikhwah fillah karena kita sudah telanjur masuk dalam dakwah ini, sudah saatnya kita terjun ke dalam dakwah ini secara tajarrud (totalitas). Keserbatanggungan hanya menyediakan celah bagi syaithan untuk melemahkan dan menggoda kita dengan debu-debu keduniaan. Segala kekurangan dan kelebihan kita hendaknya kita leburkan dalam sistem dakwah yang kita sepakati dengan saudara-saudara kita yang lain. Dengan demikian dakwah akan menjadi pelabuhan yang nyaman untuk ”bongkar muat” barang sebelum bahtera kita melanjutkan perjalanan menuju negeri yang abadi. Akhirat dan syurga yang Allah janjikan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar